Memahami Serangan Panik Hangover: Mengapa Anda Merasa Lelah Setelahnya dan Cara Memulihkannya

0
17

Serangan panik adalah pengalaman intens yang memicu serangkaian gejala fisik – jantung berdebar kencang, sesak napas, gemetar – saat tubuh Anda bereaksi seolah-olah menghadapi bahaya. Meskipun perasaan terancam biasanya mereda dalam beberapa menit, banyak orang melaporkan kelelahan yang berkepanjangan, kabut otak, dan perasaan lelah secara umum selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari setelahnya, yang biasa disebut sebagai “serangan panik mabuk”. Ini bukan sekadar kelelahan akibat stres; itu mencerminkan proses pemulihan fisiologis tubuh Anda yang kompleks.

Mengapa Anda Merasa Lelah Setelah Serangan Panik

Bayangkan berlari maraton: pengeluaran energi Anda sangat besar, sehingga Anda terkuras habis setelahnya. Serangan panik juga memiliki efek serupa, meskipun sebenarnya tidak ada aktivitas fisik yang terlibat. Sistem saraf Anda dibanjiri adrenalin dan hormon stres lainnya, yang memicu detak jantung cepat, pernapasan pendek, ketegangan otot, dan peningkatan kewaspadaan mental. Lonjakan ini memobilisasi tubuh Anda untuk melakukan respons melawan-atau-lari – sebuah mekanisme bertahan hidup penting yang dirancang untuk membantu Anda menghindari bahaya dalam situasi berbahaya.

Namun, jika dipicu oleh ancaman yang dibayangkan (seperti kecemasan sosial atau pikiran yang membuat stres), reaksi intens ini tidak diperlukan. Tubuh Anda masih terus bergerak, membakar cadangan energi tanpa ada jalan keluar untuk dilepaskan. Setelah kepanikan mereda, sistem Anda beralih ke mode pemulihan – yang menyebabkan kelelahan dan kabut mental yang biasa terjadi.

Yang menambah kelelahan fisik ini adalah dampak emosional dari serangan panik. Ketakutan, kerentanan, atau kekhawatiran tentang kejadian di masa depan dapat membuat otak Anda tetap sibuk bahkan ketika tubuh Anda mencoba untuk beristirahat. Ketegangan gabungan ini menciptakan sensasi “mabuk” yang membingungkan yang dialami banyak orang.

12 Cara Mengatasi Mabuk Serangan Panik

Merasa lelah dan terkuras secara mental setelah serangan panik adalah hal yang normal. Namun ada cara untuk memudahkan proses pemulihan ini dan membantu diri Anda merasa lebih baik lebih cepat:

  • Jeda dan Bernapas: Berikan waktu pada tubuh Anda untuk pulih, meski hanya 10 menit. Berbaring atau duduk dengan nyaman, pejamkan mata, dan fokus pada napas perlahan dan lembut selama beberapa menit.

  • Hidrasi dan Nutrisi: Minumlah air atau minuman elektrolit untuk mengisi kembali cairan yang hilang selama episode tersebut. Camilan yang ringan dan mudah dicerna dapat menstabilkan kadar gula darah dan memberikan energi.

  • Gerakan Lembut: Ketegangan sering kali terjadi pada otot selama serangan panik. Cobalah peregangan sederhana, gerakan memutar bahu, melingkari leher, atau jalan kaki singkat untuk melepaskan ketegangan ini dan meningkatkan sirkulasi.

  • Pergeseran Suhu: Mempercikkan air dingin ke wajah atau memegang kompres es dapat membantu menenangkan Anda dan menghilangkan kegelisahan yang berkepanjangan.

  • Sederhanakan Hari Anda: Kurangi pengambilan keputusan sebanyak mungkin. Tetap berpegang pada hal-hal penting, tunda tugas-tugas yang tidak mendesak, dan bidiklah “cukup baik” daripada sempurna.

  • Ciptakan Ketenangan: Redupkan lampu, matikan suara keras, dan minimalkan waktu pemakaian perangkat. Pertimbangkan untuk menggunakan aromaterapi dengan aroma yang menenangkan seperti lavendel atau kamomil.

  • Jurnal Pengalaman Anda: Luangkan waktu beberapa menit untuk merenungkan perasaan, gejala, apa yang membantu Anda tenang, dan potensi pemicunya. Proses ini dapat membantu memproses emosi dan mengidentifikasi strategi penanggulangan.

  • Menjangkau: Bahkan pesan teks sederhana kepada teman atau anggota keluarga tepercaya dapat memberikan kenyamanan dan dukungan. Hubungan sosial membantu menahan stres dan mendorong penyembuhan.

  • Minimalkan Kafein dan Alkohol: Sistem Anda sudah sensitif setelah serangan panik; hindari lonjakan kafein dan alkohol, yang dapat mengganggu tidur dan memperburuk kecemasan.

  • Prioritaskan Tidur: Usahakan rutinitas waktu tidur yang konsisten dan ciptakan lingkungan tidur yang menenangkan. Jika diperlukan, tidur siang singkat (20-30 menit) untuk melawan rasa lelah, namun hindari tidur siang larut malam yang dapat mengganggu tidur malam.

  • Kembangkan Rencana “Jika Terjadi Lagi”: Miliki daftar teknik menenangkan yang mudah diakses di ponsel atau dompet Anda. Contohnya termasuk menarik napas dalam-dalam, bersenandung, memercikkan air dingin ke wajah, atau menghubungi orang yang mendukung.

  • Carilah Bimbingan Profesional: Jika serangan panik sering terjadi atau membuat Anda merasa sangat lelah dalam waktu lama, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari terapis atau konselor yang berspesialisasi dalam gangguan kecemasan. Mereka dapat memberikan strategi penanganan yang dipersonalisasi dan pilihan pengobatan yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Ingat, mengalami “serangan panik mabuk” bukanlah tanda kelemahan; ini adalah konsekuensi alami dari tubuh Anda yang bekerja keras untuk pulih dari respons stres yang intens. Dengan memahami alasan mendasar di balik efek samping ini dan menerapkan teknik pemulihan ini, Anda dapat mengurangi dampaknya dan menavigasi perasaan pascapanik dengan lebih mudah.